Hindari Kerusakan Lingkungan Akibat Eksploitasi Air Tanah dengan WTP

Hindari Kerusakan Lingkungan Akibat Eksploitasi Air Tanah dengan WTP
Hindari Kerusakan Lingkungan Akibat Eksploitasi Air Tanah dengan WTP

Tidak banyak yang memahami bahwa eksploitasi air tanah mampu menimbulkan bahaya bagi kehidupan umat manusia. Alih-alih demi menghemat biaya membeli air bersih dari perusahaan penyedia air minum, justru berkontribusi merusak keseimbangan alam. Berbagai dampak negatif mulai dari kerusakan lingkungan hingga ancaman kesehatan dapat terjadi karena eksploitasi air tanah yang berlebihan. 

Eksploitasi air tanah sudah dilakukan sejak dulu oleh para para nenek moyang untuk mendapatkan air bersih. Cara yang masih lestari sampai sekarang adalah membuat sumur. Hingga kini di desa-desa bahkan perkotaan besar di Indonesia masih menggali sumur untuk mendapatkan air bersih, terutama di daerah yang tidak terjangkau perusahaan penyedia air bersih. Air tanah digunakan sebagai sumber utama untuk memenuhi kebutuhan air bersih. 

Dahulu membuat sumur untuk mendapatkan air tanah terbilang baik, namun saat ini frekuensi eksploitasi air tanah yang semakin tinggi dan intens justru mendatangkan dampak buruk bagi lingkungan. Apa saja dampak dari eksploitasi air tanah? Simak penjelasan selengkapnya pada ulasan di bawah ini! 

Turunnya permukaan tanah 

Air tanah menjadi salah satu unsur pengisi tanah jauh di kedalaman, di antara berbagai lapisan tanah. Peran air tanah ini cukup signifikan dalam mempengaruhi tinggi rendahnya permukaan tanah. Ketika eksploitasi air tanah terus menerus dilakukan, kuantitas air tanah akan berkurang. Apa akibatnya?

Terjadi kekosongan dalam ruang yang sebelumnya diisi air tanah, penyangga lapisan hilang sehingga permukaan tanah akan turun. Lebih buruknya lagi jika permukaan air tanah terus menurun hingga menjadi lebih rendah dari permukaan air laut. Maka daratan akan diterjang banjir rob air laut yang tidak akan pernah surut. 

Membahayakan konstruksi bangunan 

Air tanah yang tersimpan di antara lapisan bawah membentuk sebuah ruang tersendiri. Ketika eksploitasi air tanah terus menerus dilakukan, ruangan ini akan menjadi kosong. Air yang menjadi pengisi sekaligus penyangga lapisan-lapisan atasnya hilang, sehingga tanah kehilangan kekuatannya. Hal ini akan sangat berbahaya bagi bangunan di atasnya. Pondasi berpotensi menjadi miring, bahkan  bangunan dapat ambles atau roboh mendadak. 

Ruang kosong air tanah terisi air laut 

Air tanah tidak asin seperti air laut. Sifat tawar ini dapat terkontaminasi oleh air laut yang asin ketika jumlah air tanah terlalu sedikit. Ruangan air tanah akan terdesak sebab permukaan tanah menurun dan air laut dapat merasuk ke tanah. Lebih jauh dari turunnya permukaan tanah, eksploitasi air tanah berlebihan dapat membuat kita kehabisan cadangan air tawar. 

Kedalaman kurang dari 15 meter

Air tanah yang terlalu dekat dengan permukaan, umumnya mengandung banyak kontaminasi dari pencemaran di sekitarnya. Pencemaran di permukaan masih dapat meresap hingga kedalaman 15 meter. Itulah sebabnya, air tanah yang aman sebaiknya lebih dari 15 meter. 

Bahaya kesehatan yang dapat terjadi akibat air tanah yang kurang berkualitas antara lain penyakit kulit, diare dan sebagainya. Air tanah yang belum mencapai kedalaman 15 meter masih berpeluang mengandung nitrat yang sangat berbahaya untuk kesehatan tubuh. Setidaknya diperlukan sebanyak 6000 liter air mineral bersih untuk menetralisir kandungan nitrat. 

Solusi Eksploitasi Air Tanah

Berdasarkan penjelasan di atas, eksploitasi air tanah jelas membawa dampak negatif yang nyata bagi kehidupan manusia. Namun, tidak serta merta masyarakat dapat menghentikan konsumsi air tanah tanpa menemukan solusi lain yang lebih ramah lingkungan. Oleh sebab itu, diperlukan solusi untuk menggantikan eksploitasi air tanah dan tetap memenuhi kebutuhan hidup. 

Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah sistem Water Treatment Plant (WTP). Ini merupakan sistem yang dapat digunakan untuk mengolah air baku menjadi air bersih hingga mencapai standar dapat dikonsumsi oleh manusia. Air baku yang diolah oleh WTP dapat bersumber dari air danau, sungai, waduk atau hujan. Penggunaan air tanah dapat dikurangi bahkan ditiadakan ketika kebutuhan air bersih masyarakat dapat dipenuhi oleh air bersih hasil olahan WTP. 

Daerah-daerah dengan tingkat eksploitasi air tanah yang tinggi, dapat mulai menerapkan sistem WTP untuk mendapatkan air bersih. WTP dapat dibangun dengan dukungan tim profesional di bidang pengolahan air seperti Adika Tirta Daya. Selain berkompeten, mereka juga telah berpengalaman menangani berbagai proyek instalasi sistem WTP. Anda hanya perlu menghubungi tim marketing Adika Tirta Daya dan mendiskusikannya lebih lanjut. Kami siap untuk membantu Anda membangun instalasi WTP yang efektif! (Septiani)