Air merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan seluruh makhluk hidup. Sayangnya, pasokan air bersih semakin menipis setiap tahunnya. Berbagai faktor mulai dari perubahan iklim, pencemaran lingkungan, hingga bencana alam menimbulkan ancaman krisis air bersih di masa yang akan datang menjadi semakin nyata. Itulah sebabnya, solusi untuk menjaga kelestarian air bersih semakin banyak dicari, salah satunya Water Treatment Plant (WTP).
Menurut data dari World Resources Institute (WRI), Indonesia berpotensi menjadi negara dengan tingkat stress air yang sangat tinggi. Stress air sendiri merupakan istilah yang menunjukan bahwa cadangan air bersih yang ada tidak mencukupi kebutuhan air bersih masyarakatnya. Padahal, Indonesia memiliki 6% dari total cadangan air bersih dunia. Data tersebut cukup mengkhawatirkan karena jika krisis air benar-benar terjadi, tentu akan mengakibatkan permasalahan dan kesulitan bagi masyarakat secara luas.
Faktanya permasalahan krisis air bersih tidak hanya dialami Indonesia saja. Berdasarkan riset lainnya yang dilakukan WRI pada tahun 2019, setidaknya 1,8 miliar manusia di 17 negara (sekitar seperempat dari populasi dunia) hidup di wilayah dengan ketersediaan air yang kurang. Fakta ini menunjukan bahwa ancaman krisis air bersih sudah di depan mata dan sudah saatnya kita mulai memikirkan solusi yang lebih efektif, seperti WTP yang akan dipaparkan lebih lanjut di bawah ini.
Faktor Penyebab Krisis Air Bersih
Ada banyak faktor yang menyebabkan krisis air bersih di Indonesia. Salah satu faktor yang paling berpengaruh justru disebabkan ulah manusia sendiri, yaitu pencemaran air. Pembuangan limbah industri, limbah rumah tangga, maupun limbah pertanian langsung ke perairan tanpa melalui pengolahan WTP berakibat kandungan zat berbahaya pada limbah tercampur dengan air sungai. Kondisi ini yang kemudian menyebabkan terjadinya pencemaran air sungai.
Pencemaran air akibat limbah manusia terus terjadi di sekitar kita tanpa disadari. Contohnya adalah pembuangan limbah pabrik/rumah tangga secara langsung ke sungai tanpa melalui proses WTP. Selain mencemari secara langsung dan mengancam kelestarian ekosistem sungai, hal tersebut juga mencemari tanah di pesisir sungai.
Krisis air bersih diperparah oleh laju pertumbuhan populasi yang sangat cepat, sehingga kebutuhan air bersih terus meningkat setiap waktunya. Di sisi lain, perubahan iklim yang semakin tidak menentu seperti berkurangnya curah hujan ataupun kekeringan yang berkepanjangan membuat pasokan air bersih terus berkurang di tengah kebutuhan yang terus meningkat.
Apabila krisis air bersih terus terjadi, berbagai dampak negatif yang mempengaruhi kehidupan masyarakat akan sangat dirasakan. Beberapa diantaranya adalah kegiatan pertanian yang tidak dapat optimal menyebabkan inflasi produk pertanian, hilangnya lahan basah, menurunnya standar kehidupan, kerusakan ekosistem, hingga memunculkan berbagai resiko penyakit.
Solusi Mencegah Krisis Air Bersih
Dari berbagai faktor penyebab terjadinya krisis air bersih diatas, mengurangi pencemaran air merupakan variabel yang dapat diusahakan. WTP dapat menjadi solusi untuk mencegah terjadinya pencemaran air yang terus meluas. WTP merupakan sistem pengolahan air bersih yang berfungsi untuk mengelola air dengan kualitas buruk menjadi kualitas air baku dengan standar yang diinginkan.
Pada aplikasinya untuk mengolah air limbah, WTP akan mengurangi secara signifikan kandungan zat dan mikroorganisme berbahaya yang terkandung di dalam limbah. Dengan demikian, air limbah yang dibuang ke sungai sudah dalam kondisi memenuhi Baku Mutu Air Limbah (BMAL) dan tidak bersifat mencemari lingkungan.
WTP tidak hanya digunakan untuk mengolah air limbah yang akan dibuang, tetapi juga dapat mengelola air dengan kondisi yang keruh menjadi air bersih layak pakai. Serangkaian proses WTP akan menyaring berbagai partikel-partikel koloid serta menghilangkan bakteri dan virus yang terkandung di dalam air. Dengan demikian, air sungai, laut, danau, maupun sumber air lainnya dapat dikelola supaya kualitas airnya meningkat dan layak digunakan untuk kegiatan sehari-hari manusia.
Dengan fungsinya untuk mengurangi pencemaran air bersih akibat limbah dan pengolahan air bersih, WTP dapat menjadi salah satu solusi untuk menyiasati masalah ketersediaan. Jika sungai atau danau tidak tercemar oleh limbah industri, kualitas air tanah akan lebih terjaga dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Apabila diaplikasikan secara luas, bukan tidak mungkin WTP dapat menjadi solusi dalam mencegah tingkat stress air yang tinggi di Indonesia.
Dikarenakan instalasi WTP mensyaratkan keahlian teknis, lebih disarankan untuk merekrut tenaga profesional di bidang tersebut seperti tim Adika Tirta Daya. Mereka berkompeten dan berpengalaman dalam membangun instalasi pengolahan air, termasuk salah satunya WTP. Dengan dukungan tim Adika Tirta Daya, Anda tidak perlu memusingkan hal-hal teknis seperti perhitungan BMAL. Anda hanya perlu menghubungi tim marketing Adika Tirta Daya untuk mendiskusikannya lebih lanjut! (Septiani)