Ketahuilah Sumber Air Baku yang Menyuplai Kebutuhan Air Anda

Ketahuilah Sumber Air Baku yang Menyuplai Kebutuhan Air Anda
Ketahuilah Sumber Air Baku yang Menyuplai Kebutuhan Air Anda

Setiap produk merupakan output dari proses pengolahan bahan baku. Begitu pun dengan air yang kita konsumsi, baik untuk kebutuhan air minum atau kebutuhan non air minum, memiliki sumber air baku yang kemudian diolah. Produk PDAM dan air mineral kemasan pun sejatinya merupakan hasil dari pengolahan air. Perbedaan keduanya adalah sumber air baku yang digunakan, proses pengolahan dan kualitas output air yang berbeda. 

Air baku adalah sumber air yang menjadi bahan baku pengolahan untuk dimanfaatkan sebagai konsumsi air minum dan kebutuhan lain-lainnya. Ini merupakan air yang tidak dapat langsung dikonsumsi karena mengandung banyak senyawa biologi dan kimia yang harus dihilangkan terlebih dahulu. Setiap sumber air memiliki kondisi yang beragam, ada yang bagus dan ada yang terlalu buruk. Tidak semua sumber air dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku air. Lantas bagaimana kondisi air baku yang layak untuk dijadikan bahan baku pengolahan air? 

Macam Sumber Air 

Sebelum membahas lebih jauh standar kelayakan air baku, berikut ini adalah tiga sumber air yang dapat dijadikan bahan baku pengolahan: 

  1. Air tanah 

Sumber air terbaik adalah air tanah. Air tanah merupakan air yang berasal dari tanah, seperti air sumur dan air pegunungan. Kandungan air tanah pada daerah yang jauh dari kawasan industri, umumnya belum tercemar oleh senyawa-senyawa biologis maupun kimia. Itulah sebabnya, air tanah umumnya menjadi air baku utama untuk produksi air minum. 

Air tanah dapat ditemukan jauh dari lokasi pemukiman dan industri, karena kandungan di dalamnya masih cukup bersih dan jauh dari pencemaran. Umumnya air tanah dapat diperoleh di lereng gunung atau menggali tanah dan membuat sumur. 

  1. Air hujan 

Selain air tanah, sumber bahan baku air berikutnya adalah air hujan. Meskipun secara kualitas air hujan berada di bawah air tanah, namun air hujan masih layak dijadikan air baku. Secara kandungan mineral di dalam air hujan mungkin lebih banyak dibanding air tanah, oleh karena itu nantinya air hujan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda.

Air hujan masih dapat menjadi sumber pengolahan air untuk air minum, karena secara umum kandungannya masih masuk ke dalam batas toleransi bahan baku air minum. Meskipun kelasnya berada di bawah air tanah, namun air hujan masih jauh lebih baik daripada air permukaan yang cenderung dekat dengan pencemaran. 

  1. Air permukaan 

Sumber bahan baku air yang paling rendah kualitasnya adalah air permukaan. Contohnya air permukaan danau, waduk, dan sungai. Hal itu dikarenakan air permukaan yang paling drawan sekali tercemar baik secara biologis dan kimiawi. Di dalam air permukaan sering ditemukan kandungan pencemar dari tanaman atau hewan yang membusuk. Oleh sebab itu, sekalipun terlihat bening, air permukaan tidak dapat langsung dikonsumsi tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. 

Mengingat bagaimana kondisi air permukaan yang beragam, maka dibutuhkan standar kelayakan air permukaan untuk dijadikan air baku. Seperti misalnya tingkat kekeruhan air, pencemaran biologis dan kimiawi, serta keberadaan pencemaran tinja. Untuk memperjelas kelayakan sumber air, pada penjelasan berikutnya akan diulas mengenai standar air baku yang layak.

Standar Air Baku yang layak

Terdapat beberapa variabel untuk mengategorikan kelayakan air. Berikut adalah beberapa standar kondisi air yang layak untuk diolah:

  1. Tingkat kekeruhan 

Air yang terlalu keruh tidak layak dijadikan sumber bahan baku pengolahan air. Di dalam air yang keruh pastinya mengandung terlalu banyak zat pencemaran baik yang berbahaya hingga sangat berbahaya. Air baku yang ideal adalah air yang bening, tidak mengandung banyak senyawa atau partikel pencemar. 

  1. Tiada warna dan bau 

Air yang layak, baik itu air tanah, air hujan atau air permukaan, idealnya tidak berwarna dan berbau tajam. Air dengan suhu yang terlalu tinggi pun juga sebaiknya tidak digunakan. Warna dan bau dapat menjadi indikator kandungan kimia di dalam air tersebut. 

  1. Pencemaran bakteri ecoli 

Keberadaan bakteri ecoli mengindikasikan air telah tercemar oleh tinja ataupun pembuangan akibat aktivitas makhluk hidup. Air baku tidak boleh mengandung bakteri ecoli sama sekali, terutama untuk air yang akan diolah menjadi air minum. 

Untuk mengetahui berbagai hal di atas, diperlukan pengukuran oleh tim yang berkompeten seperti tim Adika Tirta Daya. Selain telah berpengalaman melakukan pengukuran terhadap berbagai kualitas air baku, tim Adika Tirta Daya juga mengetahui sistem pengolahan yang tepat. Dengan demikian, Anda juga dapat memperoleh solusi untuk pasokan kebutuhan air Anda. Silakan menghubungi tim marketing Adika Tirta Daya untuk berdiskusi lebih lanjut! (Septiani)