Penyediaan air minum merupakan hal yang vital bagi masyarakat. Dalam sistemnya, perusahaan penyedia air minum akan menyalurkan air dari sumber ke setiap rumah tangga melalui saluran pipa. Untuk mengukur tingkat konsumsi pelanggan, kuantitas air yang dikonsumsi pelanggan dicatat melalui meteran air atau rekening. Sayangnya, seringkali muncul selisih pengukuran antara jumlah air yang dikirim dari pusat dengan jumlah air yang tercatat pada meteran, yang juga disebut Non Revenue Water (NRW).
Selisih pencatatan antara jumlah air pada rekening pelanggan dengan yang dikirimkan tentu merugikan perusahaan penyedia air. Alasannya jelas, karena jumlah air yang hilang akan mengurangi pendapatan (income) bagi perusahaan. Non revenue water menjadi salah satu penyebab tidak efisiennya pengelolaan distribusi air. NRW jenis ini termasuk ke dalam kategori unbilled unmetered consumption.
Jenis-Jenis Non Revenue Water
Secara umum, NRW dapat dibedakan menjadi dua kategori berikut:
- Kehilangan air komersial
Kondisi ini terjadi apabila ada selisih antara jumlah air yang dikonsumsi pelanggan dengan jumlah air yang dikirim oleh perusahaan. Penyebab terjadinya perbedaan pengukuran ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
- Konsumsi air tidak resmi (ilegal)
Beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan saluran pipa air minum dan menyambungkannya ke keran pribadi mereka tanpa melalui izin dan prosedur resmi. Dengan demikian, terjadi konsumsi air minum yang tidak tercatat oleh penyedia layanan air minum.
- Akurasi meteran yang buruk
Keandalan meteran dalam menghitung jumlah air yang mengalir ke keran masing-masing pelanggan menjadi titik penting dalam ketepatan pengukuran ini. Sayangnya, sering terjadi dimana meteran pengukuran justru memiliki tingkat akurasi yang buruk, sehingga memicu terjadinya non revenue water.
- Kesalahan pengolahan data
Dalam beberapa kasus, non revenue water juga terjadi karena kesalahan internal dalam pengelolaan data konsumsi air minum pelanggan. Kesalahan pengolahan data selanjutnya berdampak pada kesalahan pencatatan konsumsi air, yang secara otomatis menyebabkan perhitungan tagihan yang lebih rendah dari seharusnya.
- Kehilangan air fisik
Non revenue water juga dapat terjadi bahkan sebelum air sampai ke meteran air pelanggan. Perawatan dan kontrol terhadap saluran pipa air yang tidak dijalankan dengan baik menyebabkan adanya kebocoran pipa yang menyebabkan air merembes keluar. Dampaknya, sejumlah air akan hilang mengalir keluar. Contoh lain dari kehilangan air fisik adalah luapan air yang terjadi pada reservoir. Dalam kondisi tersebut, meskipun pengukuran meteran sudah akurat dan pengolahan data dilakukan dengan benar tanpa kesalahan, non revenue water tetap dapat terjadi karena air hilang bahkan sebelum dilakukan pencatatan pada meteran pelanggan.
Dampak Negatif Non Revenue Water
Non revenue water menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi perusahaan penyedia air. Jumlah selisih air yang hilang berarti mengurangi pemasukan bagi perusahaan. Namun disisi lain, non revenue water juga merugikan masyarakat selaku pelanggan. Kebocoran air berdampak pada kecilnya volume air yang diterima, dan bukan tidak mungkin menyebabkan pemberhentian pasokan air sementara.
Mengingat bahwa masyarakat juga ikut merasakan dampak negatif dari non revenue water, maka menurunkan tingkat non revenue water merupakan satu-satunya cara untuk meningkatkan pelayanan penyediaan air minum. Sesuai Permen PU Nomor 18/PRT/M/2007, standar toleransi non revenue water maksimal berada pada angka 15% dari total air yang disalurkan.
Manfaat Menurunkan Tingkat Non Revenue Water (NRW)
Berikut adalah beberapa manfaat jika mampu menurunkan tingkat NRW:
- Menurunkan Risiko Air Terkontaminasi
Kebocoran pipa baik yang terjadi di bawah tanah ataupun di atas tanah berpotensi adanya material diluar keran yang tercampur ke air. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko air minum tercemar zat dan bakteri penyebab penyakit. Tentu saja hal ini akan merugikan masyarakat pada akhirnya.
- Pasokan air stabil
Ketika perusahaan berhasil mengurangi non revenue water, maka perusahaan telah memastikan bahwa jumlah air yang diterima pelanggan dalam jumlah yang optimal. Hal tersebut juga akan menjaga pasokan air bagi masyarakat tetap stabil.
- Meningkatkan keuntungan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, non revenue water berdampak pada lebih kecilnya tagihan air pelanggan dibanding dengan tingkat konsumsi pelanggan. Dengan semakin rendahnya non revenue water, maka semakin rendah juga financial loss yang berpotensi dialami perusahaan. Dengan kata lain, hal tersebut akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.
Non Revenue Water dapat dikurangi salah satunya dengan pemasangan IoT Smart Meter yang dapat langsung memberikan informasi saat terjadi aliran air yang tidak wajar atau kebocoran. Dengan demikian, petugas dari perusahaan penyedia air minum dapat segera melakukan identifikasi dan penanganan lebih lanjut.
Perusahaan maupun pelanggan rumah tangga pun dapat memanfaatkan IoT Smart Meter untuk meminimalisir Non Revenue Water. Adika Tirta Daya dapat mendukung proses pemasangan alat tersebut berikut dengan berbagai kebutuhan untuk perawatannya. Sebuah investasi jangka panjang yang sangat berharga demi menjaga ketersediaan dan kualitas air minum. Silakan untuk menghubungi tim marketing Adika untuk informasi selengkapnya! (Pradana)