Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia masih menjadi permasalahan yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia hingga saat ini. Berbagai ulah manusia yang dilakukan tanpa mempertimbangkan lingkungan berdampak pada kerusakan lingkungan yang merugikan manusia sendiri. Salah satu contoh kerusakan lingkungan yang banyak terjadi adalah kerusakan lingkungan pada hilir sungai karena minimnya penggunaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Penyebab Kerusakan Hilir Sungai
Kalimalang merupakan sungai yang menjadi sumber air bagi aktivitas masyarakat di beberapa daerah, salah satunya adalah DKI Jakarta. Sayangnya, Kalimalang mengalami permasalahan pencemaran sungai yang serius, khususnya pada bagian hilir sungai yang tidak dapat terselesaikan selama bertahun-tahun. Limbah pabrik yang dibuang tanpa melalui IPAL menjadi penyebab utama rusaknya hilir sungai Kalimalang ini.
Sebenarnya, kerusakan hilir sungai yang disebabkan oleh limbah tidak hanya terjadi di Kalimalang. Hal tersebut juga terjadi di beberapa sungai lainnya, baik yang berasal dari kegiatan industri maupun domestik. Masih banyak ditemukan industri dan masyarakat yang abai terhadap kebutuhan IPAL sebelum membuang limbah ke sungai.
Limbah memiliki kandungan zat-zat dan mikroorganisme yang dapat mencemari lingkungan. Untuk dapat dibuang ke sungai, limbah harus melalui proses IPAL untuk mengurangi kandungan zat dan mikroorganisme tersebut, hingga memenuhi baku mutu air limbah. Limbah yang tidak dikelola melalui IPAL yang tepat, berdampak limbah yang dibuang ke sungai memiliki kandungan zat dan mikroorganisme yang tinggi.
Beberapa realitas sederhana seringkali kita temui, saat air sisa cucian dibuang begitu saja ke sungai. Padahal air cucian tersebut mengandung deterjen yang bersifat basa yang berpotensi merusak pH air sungai. Dalam kegiatan industri, pembuangan limbah air ke sungai secara langsung bahkan memberikan dampak pencemaran lingkungan yang jauh lebih besar.
Dampak Kerusakan Hilir Sungai
Jika limbah perusahaan langsung dibuang ke sungai tanpa melalui IPAL, akan menyebabkan berbagai dampak negatif berikut ini:
- Timbulnya berbagai penyakit dari mikroba patogen
Pembuangan limbah ke sungai yang tidak melalui IPAL menyebabkan limbah yang dibuang ke sungai memiliki kandungan zat pencemar yang tinggi. Kandungan zat-zat dan mikroorganisme yang melampaui baku mutu air limbah menyebabkan kualitas air yang buruk dan mengandung berbagai bakteri penyebab penyakit, misalkan seperti bakteri E Coli.
Idealnya, air dengan kandungan pencemaran yang tinggi tidak layak untuk digunakan dalam kegiatan manusia. Sayangnya, beberapa masyarakat masih bergantung pada air sungai untuk kegiatan mencuci bahkan mandi. Hal tersebut jelas meningkatkan risiko bagi mereka terkena penyakit dari mikroba patogen yang ada di dalam sungai.
- Banjir
Selain mengandung zat dan mikroorganisme polutan, limbah juga berupa padatan yang dapat terendap di dasar sungai. Itulah sebabnya, dalam proses IPAL limbah akan melalui berbagai proses filtrasi dan pengendapan guna menghilangkan partikel-partikel tersebut.
Limbah yang tidak melalui proses IPAL yang benar menyebabkan masih tingginya kandungan partikel endapan seperti lumpur maupun limbah padat lainnya. Penumpukan sedimen pada dasar sungai yang terus menerus pada hilir sungai berdampak pada pendangkalan sungai. Hal tersebut dapat menyebabkan kapasitas sungai dalam menampung air menurun, sehingga berisiko banjir saat musim penghujan.
- Rusaknya Ekosistem
Beberapa mikroorganisme maupun limbah organik yang terdapat pada limbah bersifat mengurangi kandungan oksigen yang terkandung di dalam air. Apabila melebihi batas wajar, hal tersebut berakibat pada penurunan kandungan oksigen pada air. Rendahnya kadar oksigen tersebut dapat berdampak pada kerusakan ekosistem sungai karena menyebabkan matinya tumbuhan dan hewan-hewan yang hidup di air tersebut.
IPAL, Solusi Cegah Kerusakan Hilir Sungai
Berbagai permasalahan kerusakan pada hilir sungai terjadi karena kandungan pencemaran yang tinggi pada limbah. Itulah sebabnya, untuk menghindari kerusakan hilir sungai yang lebih parah, setiap limbah yang dibuang ke sungai harus dikurangi kandungan polutannya. Penggunaan IPAL, baik jenis yang sederhana maupun jenis komunal dapat menjadi solusi untuk mengurangi tingkat pencemaran pada hilir sungai.
IPAL akan menjalankan serangkaian proses guna mengurangi zat dan mikroorganisme pencemar yang terkandung dalam limbah hingga memenuhi baku mutu air limbah. Perusahaan tidak perlu memusingkan lagi tentang perhitungan baku mutu air limbah, karena tim Adika Tirta Daya yang berpengalaman siap membantu mengatasinya.
Sebuah keputusan yang bukan hanya membantu menjaga kelestarian ekosistem sungai namun juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat di pesisirnya. Siap untuk berkolaborasi dengan kami? Silakan menghubungi tim marketing Adika Tirta Daya untuk informasi selengkapnya! (Pradana)