Mengelola Air Limbah di Tempat Rekreasi

Limbah di Tempat Rekreasi – Sebagai negara tropis yang memiliki banyak sekali pulau, Indonesia sudah cukup lama dikenal sebagai tujuan wisata dari turis dalam dan luar negeri. Ada banyak sekali tempat rekreasi yang bisa Anda temukan, mulai dari Sabang sampai Merauke. Meskipun begitu, bukan berarti hanya hal positif saja yang dibawa oleh pelancong, melainkan juga limbah yang tidak sedikit jumlahnya.

Bahkan, menurut laporan dari Kumparan, kegiatan berlibur justru memicu penambahan limbah plastik yang cukup signifikan di Yogyakarta. Tercatat ada penambahan sekitar 10 sampai 15 ton sampah ketika musim liburan, contohnya saat lebaran atau tahun baru.

Sementara menurut laporan dari Tirto menyebutkan bahwa kawasan hutan, yang fungsi utamanya menjadi media resapan air tanah juga ikut diubah menjadi kawasan wisata. Contohnya seperti yang terjadi pada lahan hutan yang berada di Borobudur, Mandalika, Danau Toba, dan juga Labuan Bajo yang rencananya akan dialihfungsikan menjadi tempat rekreasi.

Kepala Departemen Advokasi WALHI, Zenzi Suhadi menyebutkan bahwa pengalihfungsian lahan menjadi tempat wisata tersebut tidak dirancang untuk mengurangi dampaknya  bagi lingkungan. Prosesnya sendiri serba cepat, tanpa melalui Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang cermat. Bisa jadi, pembukaan lahan ini malah membawa pengaruh negatif, contohnya seperti limbah di tempat rekreasi yang tidak sedikit jumlahnya.

Oleh karena itu, dibutuhkan solusi praktis untuk menanggulangi hal tersebut, khususnya bagi pengelola bisnis di sekitar kawasan rekreasi hutan. Mulai dari proses pengolahan air limbah yang tepat, hingga saluran pembuangannya yang tidak boleh merusak ekosistem sekitar. Limbah di tempat rekreasi bukanlah hal yang bisa dianggap remeh, karena dampaknya dapat berlangsung jangka panjang.

Beberapa hal yang dapat Anda lakukan sebagai pelaku bisnis untuk mengatasi limbah di tempat rekreasi yang terus bertambah jumlahnya antara lain:

  1. Mengurangi Penggunaan Plastik

Tidak hanya air limbah saja yang mencemari tempat wisata di sekitar hutan, tetapi juga plastik yang tidak terhitung jumlahnya. Ada beberapa langkah sederhana yang dapat Anda lakukan selaku pelaku bisnis pariwisata, di antaranya seperti mengganti penggunaan sedotan plastik dengan yang berbahan bambu atau besi, menggunakan sabun isi ulang yang tidak memerlukan kemasan, dan juga mengganti kemasan pembungkus berbahan plastik dengan kertas daur ulang.

  • Memasang Instalasi Pengolahan Air Limbah yang Tepat Guna

Bagi pelaku bisnis di sekitar kawasan wisata, pemasangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) bisa menjadi solusi yang perlu dipertimbangkan untuk menyelamatkan hutan. Biaya yang dibutuhkan juga terhitung cukup terjangkau, karena Anda hanya perlu memasangnya sekali saja sambil melakukan maintenance rutin, Anda memiliki pilihan untuk menerapkan sistem Water Treatment Plant (WTP), Sewage Treatment Plant (STP) atau Desalinasi, sesuai dengan kondisi dan lokasi. Adika Tirta Daya dapat membantu Anda untuk pemasangannya jika dibutuhkan.

Nantinya hasil dari air limbah yang telah diolah dapat digunakan kembali untuk berbagai kebutuhan. Contohnya seperti irigasi lahan, konsumsi air minum, dan juga digunakan kembali untuk bisnis Anda. Untuk memahami prosesnya, Anda dapat membaca artikel berikut ini.

  • Sistem Biority untuk Limbah Black Water

Solusi lain untuk mengelola limbah di tempat rekreasi adalah dengan memanfaatkan sistem biority, khususnya jika bisnis Anda bergerak di bidang perhotelan atau restoran yang memiliki limbah kotoran (black water) yang cukup banyak. Pengolahan air limbah ini memanfaatkan teknologi bernama techcell yang merupakan media dengan kemampuan untuk mempercepat laju pertumbuhan mikroorganisme pada septic tank dan juga mempercepat pembentukan sedimen lumpur.

Keunggulan utama dari teknologi ini adalah proses pemasangannya yang cepat, tidak membutuhkan ruang yang luas, bahan yang tahan korosi, dan tentunya ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan biority, sisaair limbah menjadi jernih dan dapat dialirkan langsung ke saluran drainase tanpa mencemari kawasan wisata.

  • Memanfaatkan Pengolahan Sederhana untuk Air Limbah Grey Water

Jika bisnis Anda telah memisahkan limbah black water dan grey water, cara ini bisa menjadi solusi yang menarik. Berbeda dengan black water yang berasal dari kotoran, grey water umumnya berasal dari aktivitas mencuci piring, pakaian, dan juga mandi.

Limbah di tempat rekreasi yang termasuk dalam jenis ini dapat Anda olah dengan cara sederhana, yaitu menggunakan 2 bak terpisah yang prosesnya dimulai dari bak pengumpul yang berfungsi untuk menyaring minyak, pasir dan sampah ikut masuk. Kemudian dilanjutkan menuju bak resapan yang diisi dengan arang dan batu koral untuk menjernihkan air. Setelah melalui 2 proses tersebut hasil pengolahan air limbah dapat langsung dibuang ke selokan.

Itulah tadi beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengolah air limbah di tempat rekreasi. Dengan ikut andil mengurangi pencemaran lingkungan, Anda juga telah membantu untuk menyelamatkan jutaan pohon yang terdampak. Siap untuk memasang sistem pengolahan air limbah pada bisnis Anda? (Pradana)