Vendor dengan Perangkat yang Tepat Hasilkan Baku Mutu Air Limbah yang Akurat

Kegiatan domestik maupun industri setiap harinya pasti akan menghasilkan limbah, baik berupa limbah padat maupun limbah cair. Pengelolaan limbah yang kurang baik, dapat menyebabkan tanah dan perairan sekitar tercemar. Air tanah yang tercemar dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit serius bagi manusia serta kerusakan ekosistem sungai. Itulah sebabnya, Iimbah yang akan dibuang ke sungai harus memenuhi syarat Baku Mutu Air Limbah (BMAL) agar tidak mencemari lingkungan. Apa saja standar dalam baku mutu air limbah tersebut? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!

Parameter Air yang Tercemar

Baku mutu air limbah (BMAL) merupakan standar ukuran limbah yang dapat dibuang ke air. Tingkat pencemaran zat ataupun bahan berbahaya harus lebih rendah dari baku mutu air limbah yang ditetapkan. Dalam Peraturan Menteri LHK nomor 68 tahun 2016, berikut adalah tujuh indikator yang harus dipenuhi oleh setiap limbah yang dibuang ke sungai:

  1. Total Suspended Solid (TSS)

TSS merupakan partikel padat di dalam air dengan ukuran lebih dari 2 mikron. Apabila terdapat benda dengan ukuran lebih dari 2 mikron, maka dianggap sebagai padatan terlarut. Semakin tinggi konsentrasi kandungan TSS dalam air menyebabkan peningkatan suhu air karena turunnya kemampuan tanaman air untuk berfotosintesis. Hal tersebut berdampak pada menurunnya kadar oksigen dalam air. Kandungan maksimal TSS dalam air adalah 40 mg/l.

  1. Chemical Oxygen Demand

Merupakan indikator yang menunjukan kadar oksigen yang dibutuhkan untuk oksidasi bahan organik secara kimia oleh oksidan yang kuat. Oksidasi ini mencakup biodegradable maupun non biodegradable, seperti ammonia, nitrit, ataupun kalium dikromat. Chemical oxygen demand sering digunakan sebagai parameter polutan yang ada dalam air limbah, sebagai salah satu indikator perhitungan baku mutu air limbah.

  1. Total Coliform

Merupakan indikator tingkat organisme yang terdapat di perairan. Coliform bersifat berbahaya karena dapat menyebabkan penyakit bagi lingkungan sekitar. Semakin rendah konsentrasi clorifom, semakin baik kualitas air. Air yang bersih memiliki kandungan coliform kurang dari 100 ml.

  1. pH air

Berdasarkan baku mutu air limbah, air limbah dikatakan aman untuk dibuang ke sungai apabila memiliki pH 6,5-8,5. Apabila air limbah memiliki pH kurang dari 6, maka air tersebut bersifat terlalu asam dan tercemar. Begitu pula jika pH suatu air lebih dari 9, air tersebut dikatakan memiliki kadar basa terlalu tinggi sehingga juga bersifat tercemar.

  1. Minyak dan Lemak

Minyak dan lemak merupakan zat yang tidak dapat larut dengan air. Oleh sebab itu, limbah air dikatakan tercemar jika mengandung konsentrasi minyak dan lemak dalam jumlah tinggi. Kandungan minyak dan lemak pada air sungai dapat membunuh biota yang ada dalam perairan. Mengacu pada Peraturan Menteri LHK nomor 68 tahun 2016, tingkat konsentrasi maksimal minyak dan lemak dalam air adalah 5 mg/l.

  1. Biochemical Oxygen Demand

Limbah bahan organik yang dibuang ke air sungai akan diurai oleh mikroba dan mikroorganisme. Dalam proses penguraian ini, mikroba membutuhkan sejumlah oksigen. BOD merupakan banyaknya oksigen yang dibutuhkan dalam proses penguraian tersebut pada suhu 20 derajat Celcius dalam waktu lima hari. Semakin tinggi nilai BOD, semakin banyak oksigen yang dibutuhkan dalam proses penguraian. Dalam pengukuran baku mutu air limbah, semakin rendah nilai BOD maka semakin rendah pula tingkat pencemarannya.

  1. Ammonia

Amonia adalah hasil penguraian protein tanaman maupun kotoran hewan. Umumnya, amonia yang ada dalam perairan merupakan amonia total (NH3 atau NH4). Agar tidak bersifat mencemari air, amonia harus diurai menjadi nitrit serta nitrat sebelum dibuang ke air. Alasannya karena nitrit dan nitrat akan terbuang ketika proses penguapan.

Pentingnya Kualitas SDM dan Perangkat Dalam Pengukuran Baku Mutu Air Limbah

Untuk dapat mengukur berbagai indikator pencemaran limbah, diperlukan peralatan yang memadai. Peralatan yang digunakan harus memiliki tingkat ketelitian dan akurasi yang tinggi. Tanpanya, pengukuran baku mutu air limbah menjadi tidak valid. Air yang seharusnya tercemar justru dinilai sudah aman karena tidak akuratnya alat yang digunakan. Hal tersebut dapat berdampak bahaya bagi lingkungan dan tentu saja terhadap pihak yang membuang limbah tersebut jika kemudian dilakukan pengecekan oleh pemerintah.

Bukan hanya alat saja yang diperlukan untuk menentukan baku mutu air limbah yang tepat, namun juga diperlukan SDM yang berkompeten dan profesional. Terdapat perhitungan-perhitungan khusus yang harus dikalkulasi secara teliti. Tanpa SDM yang berkompeten, perhitungan baku mutu air limbah menjadi tidak akurat.

Perusahaan Anda dapat memperoleh dukungan dari tenaga ahli dalam tim Adika Tirta Daya. Mereka telah berpengalaman dalam memasang instalasi pengolahan air limbah berikut dengan perhitungan untuk menyesuaikan dengan standar BMAL. Diskusikan segera dengan menghubungi tim marketing Adika dan kami akan segera mengirimkan tim terbaik untuk kebutuhan perusahaan Anda! (Pradana)