Asrama merupakan salah satu hunian yang perlu mengutamakan perawatan dan penyediaan air. Selain memiliki banyak penduduk yang tinggal, asrama biasanya juga merupakan bangunan yang besar. Jika tidak tepat dalam menerapkan sistem pengolahan air, maka akan muncul beberapa masalah seperti kesulitan mendistribusikan aliran air atau berpotensi menimbulkan pencemaran pada lingkungan sekitarnya.
Selain itu, minimnya kualitas dan kuantitas air bersih dengan kebutuhan yang akan dikonsumsi akan menimbulkan dampak beberapa penyakit, seperti diare, kolera, disentri dan lain-lainya. Tentu saja hal ini akan mempengaruhi kenyamanan penduduk asrama dan juga terhadap kualitas atau kredibilitas asrama tersebut.
Maka dari itu para pengelola asrama dan teknisi yang ikut berperan dalam menjaga kuantitas dan kualitas air di lingkup asrama, perlu memahami bahwa penyediaan air bersih, perlu memahami betul pengelolaan air, baik yang disuplai melalui perusahaan air minum, sumur ataupun dalam penerapan pengolahan air limbah gedung dengan sistem recycle atau Water Treatment Plant (WTP). Penyediaan air bersih bagi hunian asrama masih dihadapkan pada beberapa masalah yang kompleks dan sampai sekarang belum dapat sepenuhnya teratasi.
Ada dua masalah utama yang sering menyebabkan kualitas air yang buruk di asrama yaitu :
- Banyaknya penghuni asrama yang kurang sadar tentang lingkungan, terutama pada kegiatan penghuni yang menggunakan air dan limbah yang dihasilkan, karena kurang pahamnya dalam menjaga lingkungan dari polusi atau pencemaran yang dapat ditimbulkan sendiri oleh para penghuni
- Masalah kedua adalah alokasi anggaran yang belum ditetapkan secara tepat dan secara nilai masih sangat rendah untuk dapat mengakomodir kebutuhan pelayanan air bersih serta sanitasinya. Hal ini disebabkan oleh pihak pengelola asrama dan tim teknisi belum mengetahui pasti tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh kualitas air yang kurang optimal dalam pengolahan airnya
Penerapan Pengolahan Air Limbah di Asrama
- Biofiltrasi
Pada dasarnya biofiltrasi merupakan metode yang sederhana. Biofiltrasi adalah bagian dari sistem filtrasi, yang merupakan proses menghilangkan partikel-partikel dalam air dengan cara melewatkan air melalui media berpori atau bergranular. Melalui biofiltrasi ini dapat menghilangkan organic matter baik yang tersuspensi dan terlarut sebelum dilakukan disinfeksi sehingga meminimalisir produksi Disinfection Byproducts (DBP).
2. Ultrafiltrasi
Ultrafiltrasi adalah proses pemisahan menggunakan membrane yang bersifat selektif dan dibantu dengan tekanan. Proses ini dapat dianggap sebagai metode memurnikan mengkonsentrasikan dan fraksinasi makromolekul atau suspense koloid secara serentak dan bersamaan. Dengan proses ini akan diperoleh konsistenso dan mutu air yang dihasilkan, luasan area yang jauh lebih kecil dan dapat dilakukan secara otomatis.
3. Reverse Osmosis (RO)
Reverse Osmosis adalah sistem pemurnian melalui membrane semi permeable dengan tekanan tinggi (50-60 PSI) yang diberikan melampaui tarikan osmosis sehingga memaksa air melewati proses osmosis terbalik dari bagian yang memiliki keekatan tinggi ke bagian dengan kepekatan rendah. Dari proses ini, kotoran dan bahan berbahaya akan dibuang sebagai air tercemar, sedangkan molekul air dan bahan mikro yang lebih kecil dari pori-pori RO akan melewati pori-pori membran. Setelah proses ini akan dihasilkan air bersih yang sudah siap digunakan kembali.Nah, beberapa proses tersebut merupakan contoh implementasi teknologi pengolahan air yang dapat diterapkan di lingkup asrama. Namun, jangan ragu untuk berkonsultasi pada vendor yang telah ahli untuk menentukan sistem pengolahan air yang tepat di lokasi Anda. Your smart water treatment solution memiliki banyak pilihan untuk membantu Anda dalam menentukan sistem yang tepat dan tentu saja berkualitas. Hubungi kami untuk menjawab solusi Anda!