Ragam EPC Pengolahan Limbah Cair sebagai Penggerak Industri

Salah satu sektor industri yang saat ini menjadi primadona dan memberikan kontribusi besar adalah jasa industri Engineering Procurement Construction (EPC). Bahkan pemerintah telah mengatur regulasi terkait industri EPC ini untuk memastikan eksistensi yang baik dan kemampuan untuk bersinergi dengan program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) yang dicanangkan pemerintah. Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2022 tentang Kebijakan Industri Nasional 2020-2024. Jasa industri EPC hampir merentang ke semua sektor pembangunan dan konstruksi di negara ini, mulai dari proyek konstruksi berukuran menengah hingga besar, termasuk di bidang pertambangan, pembangunan bangunan, proyek drainase, dan EPC pengolahan limbah cair. 

Tidak hanya itu, jasa industri EPC juga menawarkan paket lengkap untuk pembangunan konstruksi. Dalam artikel ini, akan menjelaskan lebih lanjut mengenai jasa industri EPC pengolahan limbah cair. 

Memahami industri EPC 

EPC adalah paket jasa yang mencakup perencanaan, pengadaan, dan konstruksi pengerjaannya secara komprehensif. Dalam beberapa pekerjaan tertentu, EPC melibatkan juga proses instalasi dan uji coba sebelum mencapai tahap final yang siap beroperasi. Salah satu aspek penting yang membedakan EPC dari jasa konstruksi konvensional adalah proses pengadaannya. Pada proyek-proyek biasa, pengadaan sering digabungkan dengan tahap konstruksi karena skala proyeknya kecil dan lebih sederhana. Namun, pada proyek yang kompleks dan berskala besar, proses pengadaan dilakukan oleh tenaga ahli yang berbeda untuk memastikan fokus dan hasil yang terjamin.

EPC Pengolahan limbah cair sebagai solusi 

EPC pengolahan limbah cair berfokus pada perencanaan pembangunan instalasi IPAL, pengadaan bahan dan peralatan, hingga penyelesaian konstruksi IPAL. Jasa industri EPC pengolahan limbah cair menyediakan layanan paket komprehensif dari awal hingga akhir, di mana seluruh tahapannya terintegrasi dan dipantau oleh para ahli di bidangnya masing-masing. Pemilik atau pelanggan yang menggunakan jasa EPC pengolahan limbah cair akan menerima IPAL yang siap beroperasi.

Berikut adalah tiga tahap dasar dalam proses EPC pengolahan limbah cair:

  1. Perencanaan

Tahap ini merupakan ranah perencanaan rekayasa saat dilakukan perhitungan, desain, dan perencanaan keseluruhan proyek yang akan dijalankan. Gambaran besar IPAL dibuat, dan kebutuhan peralatan, bahan, teknisi, serta estimasi waktu pengerjaannya ditentukan. Setiap detail proyek, seperti perencanaan rangka konstruksi, perpipaan, instalasi listrik, dan sistem pembuangan limbah, juga dirinci dalam tahap pertama ini.

  1. Pengadaan

Setelah perencanaan selesai, tahap pengadaan atau procurement menjadi fokus utama, sebagai tahap penting dalam industri EPC ini. Pengadaan dilakukan secara profesional dan diurus sesuai dengan perencanaan yang telah disetujui. Proses pengadaan berlangsung antara tahap perencanaan dan sebelum dimulainya pengerjaan konstruksi. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa pengadaan dapat berlanjut seiring dengan pengerjaan konstruksi.

  1. Pengerjaan Konstruksi

Tahap ketiga adalah pengerjaan konstruksi yang telah direncanakan sebelumnya. Ketiga tahap ini saling terkait dan memengaruhi satu sama lain. Pengerjaan konstruksi tidak akan dimulai sebelum tahap perencanaan dan pengadaan sudah berjalan dengan baik. 

Jenis EPC pengolahan limbah cair 

Dalam konteks berbagai jenis EPC untuk pengolahan limbah cair, terdapat dua jenis IPAL yang paling umum digunakan, yaitu sistem Sewage Treatment Plant (STP) dan Water Treatment Plant (WTP). Kedua sistem ini dapat dipilih berdasarkan kebutuhan pelanggan, jenis dan jumlah limbah yang akan diolah, serta anggaran yang tersedia. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:

  1. Sistem STP

IPAL STP cocok digunakan untuk mengolah limbah cair rumah tangga yang berasal dari toilet, cucian, dan dapur. Jenis limbah cairnya umumnya tidak terlalu berbahaya, dan jumlahnya tidak terlalu besar. Dari segi anggaran, STP juga lebih ekonomis karena instalasinya lebih sederhana dengan kapasitas yang lebih kecil.

  1. Sistem WTP

Sistem WTP lebih sering digunakan di lingkungan industri yang memiliki limbah cair dengan kontaminan yang lebih berbahaya dan jumlahnya lebih besar. Dari segi anggaran, WTP memerlukan biaya pengadaan yang lebih besar dibandingkan STP karena instalasinya lebih kompleks dan memiliki kapasitas yang lebih besar. Dalam era kesadaran lingkungan yang semakin penting, Adika Tirta Daya adalah mitra terpercaya untuk solusi pengolahan limbah yang efektif. Dengan tenaga ahli berpengalaman, kami menawarkan layanan instalasi sistem STP dan WTP yang didukung oleh teknologi mutakhir. Kami berkomitmen untuk mengubah limbah menjadi sumber air yang memenuhi standar baku mutu dan peraturan yang berlaku, dengan jaminan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Bersama kami, Anda turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan. Hubungi tim marketing Adika Tirta Daya sekarang untuk solusi yang berkelanjutan!