Krisis Air – Di tengah meluasnya isu tentang pencemaran lingkungan dan climate change, topik mengenai kelangkaan air seakan tidak begitu terangkat ke permukaan. Padahal isu ini tidak kalah pentingnya, mengingat air merupakan sumber kehidupan dari semua makhluk hidup, tidak hanya manusia.
Krisis ini tidak hanya dialami kota besar seperti Jakarta yang beberapa waktu belakangan terkena bencana banjir saja. Beberapa wilayah lain juga merasakan dampak kekurangan air ini. Masalahnya bukan lagi karena air yang berlimpah, tetapi musim kemarau berkepanjangan yang membuat sumber-sumber air mengering.
Contohnya seperti yang dialami di Kota Medan pada bulan Desember 2019 yang lalu. Warga yang bermukim di Kecamatan Medan Tembung mengalami krisis air bertahun-tahun lamanya. Air yang disalurkan memang tidak terlalu terhambat, hanya saja kualitas air yang dihasilkan tidak layak untuk dikonsumsi. Selain itu, permohonan untuk pemasangan pipa saluran distribusi air sendiri belum bisa memenuhi seluruh warga Kota Medan.
Sementara itu di wilayah lain seperti Ambon, krisis air disebabkan oleh kemarau berkepanjangan. Hal ini mengakibatkan banyak warga yang hanya memperoleh air bersih PDAM sekali seminggu saja. Permasalahan kekurangan air juga dihadapi oleh warga yang bermukim di dataran tinggi di Ambon, yang menggantungkan kebutuhannya dari pasokan yang diantarkan mobil tangki air. Sehingga warga terpaksa harus berhemat karena akses air bersih berkurang drastis.
Tentunya warga yang tinggal di pemukiman yang paling merasakan dampak kekurangan airini. Beberapa dampak yang dirasakan langsung meliputi:
- Menurunnya standar hidup, yang mengakibatkan banyak pemukiman terpaksa mengonsumsi air yang tidak layak. Belum lagi sektor bisnis seperti hotel atau sekolah yang harus kekurangan air. Kekurangan air tentunya menyebabkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit jumlahnya.
- Munculnya masalah kesehatan, dengan menurunnya standar hidup, masalah kesehatan juga akan ikut bermunculan. Apalagi jika warga terpaksa mengkonsumsi air yang tidak layak. Berbagai penyakit seperti disentri, diare, dan lainnya akan menyerang warga yang tinggal di pemukiman.
- Meluasnya bencana kelaparan, karena semua sektor kehidupan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air. Jika kelangkaan airberlangsung terus-menerus, akan terjadi gagal panen dan hewan ternak yang mati. Hal ini dapat menyebabkan krisis bahan makanan yang berdampak pula kepada masyarakat sekitar.
- Berkurangnya lahan basah, yang mengakibatkan kemampuan tanah untuk menahan air berkurang. Perlu Anda ketahui, sejak tahun 1990 lahan basah di bumi sudah berkurang setengahnya. Jika krisis airberlanjut bukannya tidak mungkin di masa depan kita tidak lagi memiliki pasokan air bersih.
- Kerusakan ekosistem, merupakan dampak kekurangan airyang berbahaya. Bayangkan saja, akan banyak hewan dan tumbuhan yang mati karena tidak mendapat air untuk hidup. Hal ini dapat merusak keseimbangan ekosistem di bumi.
Oleh karena itu, dibutuhkan solusi praktis yang dapat Anda terapkan agar kelangkaan airdapat dicegah. Sebagai pelaku industri pemukiman yang ikut andil dalam konsumsi air, beberapa langkah yang dapat Anda lakukan adalah:
- Melakukan konservasi lahan, dengan cara menyediakan lahan hijau di sekitar pemukiman untuk mengurangi erosi dan penurunan struktur tanah. Cara ini juga dapat mengembalikan kemampuan tanah untuk menyerap air yang berguna untuk masyarakat sekitar.
- Normalisasi daerah aliran sungai, dengan cara mengembalikan fungsi sungai sebagai aliran air untuk sumber kehidupan. Cara sederhana yang dapat Anda lakukan adalah menghilangkan kebiasaan membuang sampah sembarangan dan juga tidak membangun pemukiman di sungai yang dapat mengurangi debit air.
- Instalasi biopori di kawasan pemukiman, yang berfungsi untuk mengatasi banjir dan membuat lingkungan lebih hijau. Dengan adanya lubang biopori, setidaknya Anda telah menyediakan ruang khusus agar sampah organik bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah.
- Memasang Instalasi Pengolahan Air (IPA), yang dapat dimanfaatkan untuk distribusi air bersih kepada warga yang tinggal di pemukiman. Dengan cara ini, air sisa limbah bisa diolah kembali untuk digunakan demi kepentingan rumah tangga. Selain biayanya yang tidak terlampau mahal, kawasan pemukiman Anda pun jadi memiliki sumber air mandiri yang dapat digunakan kapan saja. Jika masih kebingungan dengan prosesnya, Adika Tirta Daya siap membantu Anda untuk pemasangannya dengan harga yang kompetitif.
- Menerapkan metode rainwater harvesting, yaitu dengan cara menyediakan bak penampungan air hujan untuk mendapatkan air yang lebih berkualitas. Tentunya, metode ini lebih cocok diterapkan di kawasan pemukiman, karena air yang bisa ditampung terbatas.
Dengan mengetahui dampak kekurangan air dan juga solusi mudah yang dapat diterapkan, Anda sudah siap untuk membantu bumi dari bahaya dehidrasi. Krisis air bukan lagi masalah sebagian orang saja tapi merupakan tanggung jawab kita bersama. Saatnya memulai gerakan sederhana untuk masa depan bumi yang lebih baik! (Pradana)