Kesulitan air bersih di Rumah Susun saat ini memang menjadi perbincangan yang tak asing lagi, penghuni Rumah Susun banyak yang mengeluhkan kualitas airnya yang berbau kaporit, tidak jernih, tidak bisa digunakan sebagai air minum dan banyak kebutuhan lainnya. Saat ini, di Jakarta saja, masih cenderung kekurangan resapan air dan cadangan air pun sedikit tersedia. Lalu bagaimana memenuhi kebutuhan air bersih di rumah susun (Rusun)?
Sewage Treatment Plant (STP) adalah sistem pengolahan air limbah domestik -yang merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan air di Rusun, yaitu dengan menggunakan teknologi aerasi. Menurut Wikipedia Aerasi adalah suatu proses penambahan udara/oksigen dalam air dengan membawa air dan udara ke dalam kontak yang dekat, dengan cara menyemprotkan air ke udara (air ke dalam udara) atau dengan memberikan gelembung-gelembung halus udara dan membiarkannya naik melalui air (udara ke dalam air). Sumber lain menjelaskan bahwa aerasi adalah suatu proses atau usaha dalam menambahkan konsentrasi oksigen yang terkandung dalam air limbah, agar proses oksidasi biologi oleh mikroba akan dapat berjalan dengan baik. Dalam melakukan proses Aerasi ini perlu menggunakan alat yang dinamakan aerator. Prinsip kerja alat ini adalah untuk menambahkan oksigen terlarut di dalam air tersebut. Kemudian yang menjadi tugas utama dari aerator ini adalah memperbesar permukaan kontak antara air dan udara.
Teknologi ini bertujuan memperluas kontak air dengan oksigen, sehingga oksidasi biologi oleh mikroba berjalan maksimal. Oksidasi itu bertujuan mengurangi kadar limbah dalam air. Semua limbah cair yang dihasilkan dari aktivitas harian para penghuni Rusun seperti dari air pembuangan kamar mandi, wastafel, air bekas cuci piring dan aktivitas dapur akan terkumpul menjadi satu di instalasi STP. Hasil air yang diolah akan terbebas dari zat-zat berbahaya. Teknologi ini merupakan salah satu teknologi yang mutakhir untuk menghasilkan pengolahan air limbah yang sesuai dengan standar baku mutu air.
Selain teknologi aerasi kita juga bisa menggunakan teknologi membran bioreactor (MBR). Proses MBR meliputi sistem lumpur aktif dan penyaringan sehingga padatan tersuspensi tidak terikut dalam permeat membran. Kualitas efluen MBR sangat baik, sehingga MBR sangat berpotensi untuk digunakan dalam reklamasi air. Beberapa perusahaan, seperti General Electric dan Siemens telah menggunakan MBR dalam instalasi pengolahan air limbah untuk mendaur ulang air limbah menjadi air bersih untuk flush toilet, menyiram tanaman, dan lain-lain. Namun, sistem ini juga memiliki kelemahan, yaitubiaya yang dikeluarkan dari teknologi MBR cukup mahal. Minat orang dalam menerapkan sistem membrane ini cenderung agak menurun karena harga membran yang mahal.
Dari kedua teknologi tersebut kita dapat menerapkan sesuai dengan kebutuhan Rusun yang dikelola. Soal pilihan terbaik, teknologi aerasi lah yang kami sarankan. Selain harga dan perawatannya yang terjangkau, dengan sistem aerasi tersebut sudah dapat memperoleh standar baku mutu air yang sesuai dengan peraturan pemerintah, yaitu P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Agar lebih yakin, hubungi tim kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.