Setiap kegiatan manusia menghasilkan limbah baik berupa padat, gas dan cair, entah itu kegiatan domestik maupun kegiatan industri. Pembuangan limbah ke perairan atau sungai secara langsung tanpa melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Sayangnya, masih banyak pihak khususnya industri yang masih belum menjalankan aktivitas operasional maintenance IPAL dengan semestinya.
Salah satu alasan yang paling sering muncul dari tindakan mengabaikan maintenance IPAL adalah persoalan biaya. Tidak semua industri bersedia untuk menganggarkan sebagian dana untuk biaya operasional maintenance IPAL dan menganggapnya terlalu mahal. Padahal biaya tersebut dapat direncanakan untuk jangka panjang agar tidak mengganggu aktivitas perusahaan. Penjelasan selengkapnya tentang hal tersebut dapat Anda simak melalui ulasan di bawah ini!
Pengolahan Air Limbah industri
Instalasi pengolahanAir Limbah (IPAL) merupakan serangkaian proses yang dilakukan untuk mengelola limbah sebelum dibuang ke lingkungan agar limbah yang dibuang tidak mencemari lingkungan. Tujuan dari operasional maintenance IPAL adalah mengurai senyawa mikroba patogen, padatan tersuspensi, serta organik lain pada limbah yang tidak dapat diurai secara alami oleh mikroorganisme.
Perencanaan dan operasional maintenance IPAL yang tepat pada limbah industri merupakan solusi untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Selain ditujukan untuk meminimalisir kerugian masyarakat sekitar, pengolahan IPAL yang tepat juga menghindarkan perusahaan dari sanksi regulasi yang ada. Sesuai dengan peraturan Permen LHK Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah, industri yang tidak memenuhi standar baku mutu air limbah dapat disanksi denda material bahkan pencabutan izin operasional kerja.
Tahapan Operasional Maintenance IPAL
Untuk dapat menghasilkan limbah yang memenuhi baku mutu air limbah, berikut adalah lima tahapan yang harus dilakukan dalam operasional maintenance IPAL antara lain:
- Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan awal adalah operasional maintenance IPAL yang bersifat fisik. Tujuannya adalah menghilangkan padatan tersuspensi serta memisahkan minyak yang terdapat pada air limbah. Beberapa proses yang biasanya dilakukan pada tahap pretreatment ini adalah penyaringan dan penghilangan pasir, pengendapan, serta pemisahan minyak.
- Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Secara umum operasional maintenance IPAL di tahap pertama hampir sama dengan pada tahap pretreatment. Padatan pada limbah akan disaring dan kandungan minyak akan dipisahkan. Perbedaannya hanya pada proses yang dilakukan saja dimana pada tahap pertama ini jauh lebih teliti. Pada tahap awal, proses yang dilakukan adalah netralisasi, penambahan bahan kimia dan koagulasi, pengambangan, sedimentasi, serta filtrasi pada air limbah.
- Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pada operasional maintenance IPAL tahap kedua, zat-zat terlarut pada air limbah akan dihilangkan. Biasanya pada tahap penyaringan tahap kedua, diperlukan bahan-bahan pendukung seperti lumpur aktif, laguna anaerobik, filter trickling, laguna aerasi, bak stabilisasi, anaerobic contactor and filter, serta rotating biological contactor.
- Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Pada tahap ketiga, operasional maintenance IPAL berfokus pada pemisahan padatan dari air. Air limbah dikelola melalui proses koagulasi untuk memadatkan partikel-partikel sedimen kecil untuk kemudian dilakukan sedimentasi, filtrasi, penyerapan karbon, pertukaran ion, pemisahan membran, serta pengapungan padatan.
- Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Rangkaian akhir dari operasional maintenance IPAL adalah menghilangkan kandungan lumpur. Proses yang dilakukan adalah dengan cara pencernaan atau pembakaran basah, filtrasi tekanan, filtrasi vakum, sentrifugasi, lagooning atau dry bed, insinerasi, atau landfill.
Perencanaan Pengelolaan Operasional Maintenance IPAL
Untuk dapat menekan biaya operasional maintenance IPAL, perusahaan harus menyusun perencanaan dengan cermat sejak awal. Lebih disarankan bagi perusahaan untuk membuat perencanaan pengelolaan maintenance IPAL dengan acuan durasi jangka panjang. Strategi tersebut cukup efektif mengurangi biaya operasional dibandingkan dengan perencanaan secara jangka pendek.
Terlebih jika perusahaan didukung oleh mitra yang berpengalaman seperti Adika Tirta Daya. Tim Adika telah terlatih untuk menangani proyek jangka panjang demi mewujudkan biaya operasional maintenance IPAL yang lebih efektif. Setiap tugas instalasi, pengawasan dan perbaikan dijalankan dengan perhitungan yang terencana sesuai dengan target perusahaan.
Jika Anda merasa kesulitan untuk menyusun perencanaan operasional maintenance IPAL jangka panjang, tidak perlu bingung lagi. Anda juga dapat mendiskusikannya dengan menghubungi tim marketing Adika untuk segera mendapatkan alternatif terbaik! (Pradana)