Jangan Biarkan Limbah Rumah Tangga Mencemari Perairan!

Di tengah kesibukan kehidupan sehari-hari, limbah rumah tangga seringkali dianggap remeh dan dibiarkan menumpuk tanpa perhatian. Padahal, setiap botol plastik, sisa makanan, dan kertas bekas memiliki potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan kita. Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana limbah rumah tangga dapat menjadi tantangan serius sekaligus peluang bagi upaya pelestarian lingkungan.

Air sangat penting bagi kesehatan. Jika kebutuhan air tidak terpenuhi, gangguan kesehatan bisa terjadi. Kita harus menjaga kelestarian air bersih untuk kelangsungan hidup. Sayangnya, baru-baru ini ada berita tentang kontaminasi limbah tinja pada sumber air minum di Indonesia. Menurut informasi dari laman unicef.org, hampir 70% dari 20.000 sumber air minum di Indonesia terkontaminasi oleh tinja, yang termasuk salah satu limbah rumah tangga, disebabkan oleh sanitasi yang tidak memadai dan aman.

Limbah tinja sendiri termasuk dalam kategori limbah rumah tangga. Selain limbah tinja, limbah yang dihasilkan dari cucian, dapur, dan kamar mandi juga termasuk dalam jenis limbah rumah tangga yang harus dikelola dengan baik.

Data dari laman databoks.katadata.co.id, dalam Laporan Statistik Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2020, menunjukkan bahwa 57,42% rumah tangga membuang limbah dari mandi, cucian, dan dapur ke selokan tanpa melalui proses penyaringan yang benar, sehingga akhirnya mencemari sungai-sungai. Bayangkan jika lebih dari setengah penduduk Indonesia yang jumlahnya lebih dari 278 juta jiwa membuang limbah rumah tangganya ke selokan, yang kemudian mengalir ke sungai-sungai dan berakhir di laut. Bagaimana nasib perairan di Indonesia?

Pencemaran Air dan Dampaknya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tercemar diartikan sebagai rusak atau kotor, sementara pencemaran air merujuk pada keadaan air yang menjadi kotor akibat perubahan zat-zat yang terkandung di dalamnya, yang berpotensi merusak ekosistem air. Air, yang semula memberikan kehidupan, dapat menjadi racun bagi ekosistem, termasuk manusia, karena dampak aktivitas manusia. Menurut laporan dari kompas.com, pencemaran air disebabkan oleh berbagai faktor, seperti limbah industri, penggunaan deterjen, pupuk, pestisida, dan limbah manusia. Data tersebut juga mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia belum sepenuhnya mampu mengelola limbah cair dengan baik, terutama dalam konteks sanitasi rumah tangga.

Dampak terbesar dari pencemaran air adalah terhadap kesehatan manusia. Air minum yang terkontaminasi oleh limbah tinja menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga sistem sanitasi yang benar dan aman. Pencemaran air berdampak besar pada kesehatan manusia. Air minum yang terkontaminasi limbah tinja mengindikasikan rendahnya kesadaran terhadap sistem sanitasi, menyebabkan penyakit seperti diare, kolera, dan tifus. Selain itu, limbah deterjen dan sabun yang mencemari sungai dan laut juga merusak ekosistem laut, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan manusia ketika ikan terkontaminasi dikonsumsi.

Dampak lainnya yang tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan manusia adalah kesulitan dalam mendapatkan air bersih. Jika air terus terpapar limbah rumah tangga dan limbah lainnya dalam jangka panjang, maka air bersih akan semakin sulit ditemukan. Selain itu, tanah juga akan tercemar karena air yang terkontaminasi, yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan aktivitas pertanian. Dampak yang lebih luas adalah terganggunya keseimbangan ekosistem di bumi. Hal ini sangat serius mengingat 71% permukaan bumi adalah air, sehingga air adalah unsur kunci dalam menjaga kelangsungan hidup semua makhluk di planet ini. Bayangkan jika seluruh air di bumi tercemar, maka punahnya manusia bisa menjadi kenyataan yang tidak dapat dihindari.

Pencegahan Pencemaran Air

Upaya pencegahan dini yang paling cepat dapat dilakukan oleh masyarakat adalah menghemat penggunaan air. Tindakan ini juga dapat menjaga keberlanjutan pasokan air bersih. Selain itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam memilih produk ramah lingkungan dalam aktivitas rumah tangga guna meminimalkan limbah rumah tangga.

Upaya pencegahan yang signifikan lainnya adalah mengelola limbah rumah tangga dengan benar agar tidak mencemari perairan. Menurut laporan dari databoks.katadata.co.id, hanya 1,28% masyarakat yang mengarahkan limbah rumah tangganya ke Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Padahal, jika kesadaran mengenai pentingnya IPAL dapat ditingkatkan di semua lapisan masyarakat, permasalahan limbah rumah tangga dapat diatasi lebih efektif.

Untuk membantu masyarakat mewujudkan air bersih tanpa terkontaminasi limbah rumah tangga, PT Hubungi Adika Tirta Daya, sebagai penyedia jasa pembuatan instalasi Water Treatment Plant (WTP), merupakan pilihan terbaik. Adika Tirta Daya selalu berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan dengan dukungan teknologi pengolahan limbah yang memenuhi standar baku mutu dan peraturan yang berlaku. Apakah Anda tertarik untuk menjalin kerja sama? Hubungi tim marketing Adika Tirta Daya sekarang juga untuk mendapatkan penawaran terbaik! 

Mari bersama-sama kita berkontribusi dalam mengatasi krisis air demi masa depan generasi penerus kita, serta melestarikan lingkungan untuk menjaga kesehatan hidup kita sekarang dan di masa mendatang!