Hampir setiap kegiatan yang dilakukan manusia menghasilkan limbah. Tak hanya kegiatan industri, kegiatan rumah tangga juga dapat menghasilkan limbah domestik. Terlebih pada lingkungan padat penduduk, seperti lingkungan rumah susun. Pengelolaan limbah rusun yang buruk dapat memberikan dampak yang merugikan, entah itu menyebabkan kerusakan lingkungan maupun bibit-bibit penyakit untuk lingkungan sekitar.
Melalui artikel ini kami akan mengulas secara khusus tentang cara yang seharusnya diterapkan pada limbah rumah susun supaya meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan!
Permasalahan Pengelolaan Limbah Rusun di Indonesia
Lingkungan rumah susun, secara umum sangat rentan dengan permasalahan limbah domestik. Hal tersebut karena jumlah penghuni dalam suatu area sangat banyak, jika dibanding dengan luas area pemukiman. Hal ini disebabkan karena pola bangunan yang vertikal. Semakin banyak jumlah penghuni dalam suatu lingkungan, berarti semakin banyak pula sampah domestik yang dihasilkan setiap harinya. Oleh sebab itu, pengelolaan limbah rusun sangatlah penting demi kenyamanan dan kesehatan seluruh penghuni rusun.
Sayangnya, pengelolaan limbah rusun masih belum menjadi suatu permasalahan prioritas di mata pemerintah, terutama untuk rumah susun yang dikelola oleh pemerintah. Hal tersebut dapat dilihat dari besaran anggaran yang jauh di bawah pos-pos lainnya. Tak hanya rusun negara, rusun yang dibangun dan dikembangkan swasta pada faktanya juga mayoritas masih belum melakukan pengelolaan limbah rusun dengan baik.
Selain belum dianggap sebagai suatu masalah yang prioritas oleh pihak pengelola, pengelolaan limbah rusun seringkali dihadapi dengan keterbatasan lahan yang sempit. Lahan yang ada seringkali lebih diprioritaskan untuk memaksimalkan luas bangunan maupun pembangunan fasilitas umum seperti lahan parkir. Padahal, memastikan pengelolaan limbah rusun secara komunal dengan baik merupakan salah satu hal yang tidak kalah pentingnya.
Beberapa permasalahan pengelolaan limbah rusun yang sering ditemui adalah saluran pembuangan limbah air yang langsung dialirkan ke selokan maupun sungai tanpa ada proses pengelolaan terlebih dulu. Hal ini berdampak pada tercemarnya air sungai/selokan oleh sisa cuci, ataupun limbah lainnya. Dampaknya, air sungai mengeluarkan bau yang tidak sedap, menjadi kumuh dan merusak ekosistem yang tinggal di sana.
Dampak Pengelolaan Limbah Rusun yang Buruk
- Kesehatan
Air limbah yang berasal dari toilet, mengandung banyak bakteri E. Coli yang dapat menimbulkan berbagai penyakit mulai dari tipes, diare, kolera dan sebagainya. Hal tersebut menjadi ancaman bagi balita dan anak-anak yang tinggal di lingkungan rusun. Selain mencemari saluran air, pengelolaan limbah air yang buruk berpotensi besar merembes ke sumur, terutama jika jarak septic tank dengan sumur tidak memenuhi baku mutu air. Hal tersebut seringkali ditemui karena masalah keterbatasan lahan rusun.
- Ekosistem
Beberapa jenis limbah rusun mengandung bahan kimia yang dapat merusak tingkat pH tanah. Misalkan limbah cuci yang biasanya tercemar sabun deterjen. Apabila pengelolaan limbah rusun tidak dijalankan sebagaimana mestinya, limbah tersebut biasanya langsung dialirkan ke sungai atauselokan. Beberapa zat dalam limbah dapat mengurangi kadar oksigen dalam air. Hal ini dapat mempengaruhi kelangsungan hidup ekosistem disana seperti tumbuhan dan hewan yang tumbuh di sungai.
- Lingkungan
Tak hanya berdampak buruk bagi ekosistem sungai. Pencemaran air sungai akibat pengelolaan limbah rusun yang buruk juga membawa dampak negatif pada penghuni rusun dan lingkungan sekitar. Seringkali, air yang tercemar menimbulkan bau yang tidak sedap. Bau yang terlalu menyengat membuat penghuni rusun merasa tidak nyaman bahkan ketika ada di lingkungan mereka sendiri. Pun bagi warga yang tinggal di lingkungan sekitar rusun. Buka hanya itu, genangan air yang kotor juga dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk yang ideal.
- Estetika
Pengelolaan limbah rusun yang tidak dilakukan dengan semestinya juga dapat merusak estetika dari lingkungan rusun itu sendiri. Sampah bertebaran dimana-mana, air sungai yang keruh dan bau, serta berbagai masalah limbah lainnya. Berbagai hal ini dapat memberikan kesan buruk bagi masyarakat, atau calon penghuni rusun. Kondisi tersebut dapat merugikan pihak pengembang sendiri jika banyak yang mengurungkan niat untuk tinggal di rusun tersebut karena lingkungan yang kumuh.
Anda dapat membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah yang efektif dengan dukungan Adika Tirta Daya. Tim Adika siap mendukung pengelola rumah susun untuk mewujudkan lingkungan yang lebih sehat dengan IPAL yang disertai pengawasan dan perawatan terpadu. Silakan menghubungi tim marketing Adika dan konsultasikan lebih banyak tentang spesifikasi IPAL yang Anda butuhkan! (Pradana)