Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Membangun Sistem STP

Sistem STP – Tahukah Anda, membangun sistem STP tidak dapat dilakukan secara asal-asalan. Meskipun ada banyak penyedia jasa pembangunan instalasi Sewage Treatment Plant, tetapi bukan berarti Anda tidak perlu mengetahui tentang berbagai hal yang dibutuhkan saat membangun sistem STP. Dengan begitu Anda akan lebih paham prosesnya, mulai dari perencanaan hingga perawatan.

Hal ini perlu Anda lakukan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Contohnya seperti kasus penyumbatan IPAL komunal yang pernah terjadi pada warga Desa Puntan di Semarang. Meskipun sistem STP tersebut merupakan bantuan dari pemerintah, nyatanya kebiasaan warga yang membuang berbagai sampah langsung ke dalam saluran pembuangan di toilet membuat penyumbatan yang berakibat pada keluarnya bau menyengat dari saluran IPAL yang berwarna hitam pekat.

Jika Anda mengetahui tentang sistem STP dengan lebih baik, hal seperti di atas tentunya dapat Anda hindari, karena dengan membangun sistem STP yang sesuai standar pemerintah. Lalu, apa saja tips membangun sistem STP yang perlu diketahui sebelum terlambat? Berikut adalah penjelasan selengkapnya!

  1. Pengukuran Kapasitas Bak

Sebelum membangun sistem STP, hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah melakukan pengukuran kapasitas bak penampung yang akan digunakan untuk menampung dan juga mengolah air limbah domestik. Pastikan agar bak tersebut sesuai dengan kapasitas air limbah yang diproses setiap hari, agar tidak terjadi penumpukan limbah yang terlampau banyak.

Ada beberapa bagian dalam sistem STP yang perlu Anda perhatikan ukurannya, yaitu:

  • Pipa inlet dan outlet, yang berfungsi untuk mengalirkan air limbah dan memisahkan antara limbah kotoran (black water) dan sisa cucian yang mengandung deterjen (grey water).
  • Bak equalizing, yang memiliki fungsi untuk menampung dan meratakan kualitas air, serta berperan sebagai balancing tank yang mengatur keluar-masuknya air dari pre sedimentation tank.
  • Bak aerasi, adalah tempat terjadinya proses penguraian partikel organik oleh bakteri pengurai aerob yang ditambahkan oksigen dengan sistem contact aeration
  • Clarifier tank, yang berfungsi untuk mengendapkan flok yang sebelumnya terbentuk di mixing tank dan mengangkat endapan flok ke atas menggunakan airlift pump untuk dikembalikan ke sludge storage tank.
  • Bak sedimentasi, merupakan tempat terjadinya pengendapan lumpur sisa hasil pengolahan air limbah dalam sistem STP dengan proses seperti layaknya yang terjadi pada clarifier tank.
  • Bak klorinasi, adalah bak pada sistem STP yang berfungsi untuk mengolah air yang berasal dari bak pengendapan agar tidak mengandung zat berbahaya, dengan cara menambahkan klor atau kaporit.
  • Bak effluent, merupakan bak pada proses akhir sistem STP yang memiliki pompa submersible, untuk mengalirkan sebagian air hasil pengolahan ke dalam saluran pembuangan.
  • 2. Penentuan Kualitas Hasil Akhir

Selain ukuran yang tepat, tips membangun sistem STP selanjutnya adalah menentukan kualitas hasil akhir dari sistem STP yang Anda desain. Perlu Anda ketahui bahwa pemerintah di tiap kota memiliki standar baku mutu buang kota yang berbeda antara satu dan lainnya. Dengan begitu, air limbah tersebut tidak mencemari lingkungan.

Meskipun ada perbedaan, tapi pada umumnya kualitas hasil akhir dari sistem STP Anda setidaknya harus memenuhi beberapa kriteria, seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air limbah Domestik, yaitu:

  • Kadar pH air, maksimal 6 sampai 9
  • Kandungan BOD, maksimal 30 miligram per liter
  • Kandungan COD, maksimal 100 miligram per liter
  • Kadar TSS, maksimal 30 miligram per liter
  • Kandungan minyak dan lemak, maksimal 5 miligram per liter
  • Kadar zat amoniak, maksimal 10 miligram per liter
  • Total bakteri coliform, maksimal 3000 bakteri per 100 mililiter
  • Debit air, maksimal 100 liter per orang setiap harinya

Oleh karena itu, jika kualitas akhir dari sistem STP Anda sudah memenuhi beberapa kriteria di atas, maka dapat dikatakan sistem tersebut sudah cukup baik dan memenuhi standar baku pemerintah. Anda hanya perlu melakukan pengawasan dan evaluasi saat membangun sistem STP agar kualitas pengolahannya tidak mengalami penurunan.

3. Pembangunan Sistem STP dengan Sistem Aerasi

Untuk mendapatkan hasil baku mutu terbaik, coba pertimbangkan untuk memasang sistem aerasi pada saat membangun sistem STP. Sistem aerasi atau dikenal dengan nama lain ‘extended aeration system pada dasarnya termasuk ke dalam pengolahan air limbah dengan metode biologi. Sistem ini menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan bakteri pengurai dalam bak pengolahan dapat berkembang biak dengan lebih baik.

Hasil dari pengolahan sistem STP yang ditambahkan sistem aerasi juga dapat digunakan kembali untuk menyiram tanaman. Selain itu, Anda dapat langsung membuangnya sisa hasil pengolahan air limbah ke sistem buang kota. Jadi, tidak perlu khawatir lagi adanya pencemaran, karena hasil pengolahan telah bebas dari zat berbahaya yang merusak lingkungan.

Itulah tadi beberapa tips membangun sistem STP yang perlu Anda perhatikan. Jadi, tidak perlu ragu lagi untuk menjadikan Adika Tirta Daya sebagai penyedia layanan pembangunan sistem STP Anda, karena semuanya telah sesuai dengan standar di atas.
Selain itu, Adika Tirta Daya juga memiliki opsi pembayaran pay for performance agar kualitas pembuangan sesuai dengan biaya investasi yang Anda keluarkan. Biaya pun lebih kompetitif jika dibandingkan dengan penyedia layanan sistem STP lainnya! Tertarik mengetahui lebih lanjut? Hubungi kami sekarang dan temukan smart water treatment solution untuk bisnis Anda!. (Pradana)