Standar Baku Mutu Pengolahan Air Limbah dari Aspek Biologi

Standart Baku Mutu
Standart Baku Mutu Pengolahan limbah Air Limbah Dari Aspek Biologi

Pengolahan Air Limbah – Anda tentunya setuju bahwa sisa limbah yang dihasilkan oleh bisnis, baik itu yang bergerak di industri manufaktur, perhotelan, pemukiman, dan bisnis lainnya membutuhkan cara pengolahan yang tepat. Hal ini sangatlah penting mengingat bisnis merupakan salah satu penghasil air limbah yang berpotensi merusak lingkungan dan pada akhirnya akan berpengaruh pada kehidupan manusia.

Oleh karena itu, para ahli telah berusaha menciptakan berbagai metodepengolahan air limbah yang tepat guna untuk menanggulanginya. Saat ini ada beberapa metode yang biasa diterapkan oleh perusahaan untuk mengolah limbah yang dihasilkan, yaitu dengan memanfaatkan prinsip fisika, kimia, dan juga biologi. Meskipun begitu, tidak semua perusahaan menyadari betapa pentingnya pengolahan air limbah bagi kehidupan di masa yang akan datang.

Hal ini terjadi karena banyak perusahaan yang belum mengetahui lebih dalam mengetahui aspek baku mutu dari pengolahan air limbah dari sisa produksi yang dihasilkan. Padahal menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 5 tahun 2014 menyebutkan bahwa setiap perusahaan yang memiliki aktivitas produksi yang menghasilkan limbah cair diwajibkan untuk mengikuti standar baku mutu yang telah diterapkan pemerintah.

Apa itu Baku Mutu Air Limbah?

Secara sederhana, baku mutu air limbah adalah ukuran kadar atau batas dari partikel pencemar yang terdapat dalam air limbah yang dihasilkan oleh perusahaan yang memiliki sisa hasil produksi yang akan dilepaskan atau dibuang ke wilayah perairan. Sebelum dapat melakukannya, tentunya perusahaan diwajibkan untuk melakukan pengolahan air limbahterlebih dahulu, sehingga pencemaran air akibat aktivitas bisnis dapat dihindari. Sisa produksi tersebut tidak hanya yang berasal dari industri dengan limbah B3 saja, melainkan juga limbah cair domestik seperti yang dihasilkan kawasan perkantoran atau juga perhotelan.

Aspek Biologi dari Baku Mutu Air Limbah

Jika dilihat dari aspek biologi pengolahan air limbah, sebenarnya ada indikator yang dijadikan acuan dalam menilai kandungan atau baku mutu limbah cair yang dihasilkan. Indikator tersebut dikenal pula dengan sebutan Biochemical Oxygen Demand (BOD). Pada dasarnya BOD merupakan karakteristik yang menunjukkan kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh bakteri atau mikroorganisme lainnya untuk melakukan dekomposisi atau mengurai bahan organik dalam kondisi aerobik pada saat pengolahan limbah.

Untuk menghitung kandungan air limbah menggunakan BOD tersebut dibutuhkan beberapa parameter yang dijadikan acuan, yaitu total dari coliform atau bakteri E.Coli dan fecal coliform yang terkandung di dalam air limbah. Perlu Anda ketahui total coliform mengacu pada jumlah keseluruhan bakteri coliform yang terkandung di dalam air, sementara fecal coliform merupakan turunan dari bakteri coliform yang biasanya kita kenal dengan sebutan bakteri E.Coli.

Kedua parameter ini dipilih sebagai standar baku mutu dari kandungan air limbah karena jumlah dari koloni bakteri ini di dalam air memiliki hubungan positif dengan keberadaan mikroorganisme patogen di dalam air yang berbahaya jika dikonsumsi manusia. Oleh karena itu, pada pengolahan air limbahdibutuhkan penelitian dari jumlah total coliform dan fecal coliform yang terkandung, apakah sudah sesuai dengan standar baku mutu yang diterapkan pemerintah atau belum. Selain itu, parameter ini juga digunakan karena biaya yang dibutuhkan lebih terjangkau dan mendeteksi bakteri ini di dalam air juga lebih cepat serta sederhana dibandingkan pengukuran bakteri patogen lainnya.

Berapa Standar Baku Mutu Biologi yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah?

Standar dari baku mutu saat pengolahan air limbah biasanya berbeda antara satu wilayah dengan wilayan lainnya, karena penentuan standar tersebut diserahkan kepada pemerintah daerah. Khusus untuk wilayah DKI Jakarta, melalui Peraturan Gubernur (PerGub) DKI Jakarta nomor 582 tahun 1995 menyebutkan bahwa total coliform maksimum yang dapat ditoleransi pada baku mutu air golongan B atau yang dapat digunakan untuk bahan baku air minum adalah 1.000 MPN per liter.

Jika melebihi batas maksimum tersebut dibutuhkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dapat menurunkan kadar coliform yang terdapat di dalam air. Oleh karena itu, pengukuran aspek biologi pengolahan air limbah sangat dibutuhkan sebagai salah satu cara untuk mengukur pencemaran air yang dihasilkan oleh hasil buangan air limbah.

Setelah mengetahui standar baku mutu dari pengolahan air limbah yang dilihat dari aspek biologi, kini Anda menjadi lebih mengerti tentang kebutuhan pengolahan limbah cair bagi perusahaan. Jika Anda membutuhkan sistem IPAL dan pengukuran standar baku mutu dari limbah cair hasil produksi, maka Adika Tirta Daya dapat memberikan layanan  jasa instalasi water treatment plant dan sewage treatment plant  sesuai dengan kebutuhan Anda. Cari tahu selengkapnya mengenai layanan  pada tautan berikut ini. Jadi, siap untuk mengetahui baku mutu dari air limbah yang dihasilkan perusahaan Anda? (Pradana)